Makassar, Respublica — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca di Sulawesi Selatan dalam enam hari ke depan, mulai 2 hingga 7 Januari 2025. Dalam prediksi ini, Kabupaten Gowa termasuk wilayah dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan pada Kamis (2/1/2025).
“Wilayah-wilayah seperti Selayar, Bulukumba, Gowa, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Wajo, Sidrap, Pinrang, Bantaeng, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, Makassar, Parepare, dan Palopo berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat dalam sepekan ke depan. Oleh karena itu, daerah-daerah tersebut harus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah mitigasi sesuai dengan kondisi masing-masing,” ujar Prof. Dwikorita.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, mengimbau masyarakat untuk tetap siaga menghadapi cuaca ekstrem, mengingat Kabupaten Gowa rentan terhadap bencana banjir dan tanah longsor.
“Berdasarkan prakiraan BMKG, Gowa masuk dalam wilayah dengan intensitas hujan tinggi. Oleh sebab itu, kami meminta masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi potensi bencana, sehingga kita dapat meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kabupaten Gowa telah mendirikan posko siaga bencana di Kantor BPBD Gowa, Jalan Tumanurung Sungguminasa. Posko ini dilengkapi berbagai peralatan evakuasi, termasuk perahu karet, dan beroperasi 24 jam. Warga yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi posko melalui nomor 0853 4141 3636.
“Kami telah menyiapkan personel yang siaga selama 24 jam di posko ini. Peralatan seperti perahu karet juga siap digunakan untuk proses evakuasi jika diperlukan,” tambah Adnan.
Adnan juga mengapresiasi bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat berupa dana sebesar Rp 719.936.000,- yang terdiri dari dana siap pakai sebesar Rp 200.000.000,- dan bantuan logistik senilai Rp 519.936.000,-. Bantuan ini diharapkan dapat mendukung penanganan bencana di wilayahnya.
Sementara itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyebutkan bahwa Sulawesi Selatan mengalami peningkatan jumlah kejadian bencana dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2023 mencatat jumlah bencana tertinggi, didominasi oleh cuaca ekstrem (45,51%), banjir (33,71%), dan tanah longsor (10,67%).
“Kondisi ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, yang memicu luapan sungai, banjir, dan tanah longsor. Selain itu, cuaca ekstrem juga memicu angin kencang di sejumlah wilayah,” jelas Suharyanto.
Pada rapat tersebut, bantuan untuk penanganan bencana juga diserahkan kepada 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan sesuai dengan status tanggap darurat dan siaga darurat yang telah ditetapkan.
Comment