Menko PMK Serahkan Bantuan Rp14,4 Miliar untuk Penanganan Bencana di Sulawesi Selatan

Makassar, Respublica — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyerahkan bantuan senilai Rp14,4 miliar untuk mendukung upaya penanganan bencana di Sulawesi Selatan. Bantuan tersebut berupa barang dan dana operasional tanggap darurat.

“Bantuan ini masih dalam tahap awal untuk tanggap darurat. Kami akan terus memantau kebutuhan dan mengupayakan tambahan bantuan sesuai situasi,” ujar Pratikno setelah Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis (2/1/2025).

Dalam rapat tersebut, Pratikno menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana akibat curah hujan tinggi. “Selain hujan lebat, ada potensi tanah longsor, banjir, dan gelombang tinggi yang memengaruhi aktivitas nelayan. Semua pihak harus siaga untuk meminimalkan dampaknya,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi kerja sama Forkopimda Sulawesi Selatan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menangani bencana. “Infrastruktur telah disiapkan, aparat siap bertindak, dan masyarakat dilibatkan untuk menjaga kesehatan serta keselamatan mereka. Selain itu, bantuan dari pemerintah pusat melalui BMKG juga telah disalurkan ke daerah,” jelas Pratikno.

BMKG: Sulsel berpotensi alami cuaca ekstrem

Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan, khususnya pada periode 2-7 Januari 2025. “Beberapa wilayah seperti Makassar, Maros, dan Soppeng masih berisiko mengalami curah hujan tinggi. Kami meminta masyarakat terus memantau informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG,” katanya.

Dwikorita juga menjelaskan bahwa Sulawesi Selatan akan menghadapi puncak musim hujan hingga Juni 2025 dengan distribusi waktu yang berbeda di tiap wilayah. Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama nelayan yang terpapar risiko gelombang tinggi.

BNPB dan Pemprov siap mitigasi risiko bencana

Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyebutkan bahwa koordinasi di Sulawesi Selatan ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam mitigasi bencana. “Kami terus memantau wilayah dengan potensi bencana. Kesiapsiagaan yang diterapkan terbukti efektif mengurangi dampak bencana di wilayah lain, seperti Jawa, selama libur akhir tahun,” paparnya.

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, menyampaikan apresiasi atas perhatian dari pemerintah pusat. “Kami menerima bantuan senilai Rp14,4 miliar untuk tanggap darurat. Hasil rapat ini akan segera kami tindak lanjuti untuk memperkuat mitigasi bencana di seluruh kabupaten/kota,” ujarnya.

Zudan juga meminta semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat, untuk siaga selama enam bulan ke depan, sesuai arahan BMKG. “Khususnya masyarakat pesisir dan nelayan harus memperhatikan informasi cuaca agar dapat menghindari risiko gelombang tinggi dan cuaca ekstrem,” pungkasnya.

Untuk diketahui, rapat ini dihadiri oleh Kapolda Sulsel, Pangkoopsau, perwakilan Pangdam Hasanuddin, kepala daerah se-Sulsel, serta lembaga terkait lainnya.

Comment