Pelatih UNM Bangga atas Capaian Tim Voli Pantai di POMNAS XIX 2025

Makassar, Respublica — Dua pelatih tim voli pantai Universitas Negeri Makassar (UNM), Khairil Anwar dan Safari, mengungkapkan rasa bangga atas perjuangan para atletnya yang berhasil membawa pulang medali perunggu pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX 2025 di Jawa Tengah, Rabu (16/10).

Meski belum sepenuhnya mencapai target utama, keduanya menilai hasil tersebut mencerminkan komitmen, kerja keras, dan daya juang tinggi para atlet UNM yang mampu bersaing di tingkat nasional.

ads

Khairil Anwar — yang juga Pengelola Laboratorium SportLab FIKK UNM sekaligus pelatih bersertifikat internasional Australian Strength and Conditioning Association (ASCA) Level 2 — mengatakan capaian perunggu itu menjadi bukti bahwa pembinaan atlet UNM telah berada di jalur yang tepat.
“Kami bangga karena anak-anak bisa tampil kompetitif di ajang sebesar POMNAS. Ini menunjukkan pembinaan dan pola latihan yang diterapkan sudah mulai menunjukkan hasil,” ujarnya.

Tim 2×2 putra yang diperkuat Ahmad Fauzan Mashuri (Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga) dan Ahmad Fauzi Mashuri (Prodi Fisioterapi) tampil solid sepanjang turnamen. Khairil menjelaskan bahwa tim menerapkan pendekatan latihan seimbang yang menekankan aspek fisik, teknik, taktik, serta kedisiplinan pola hidup.
“Kami tidak hanya melatih fisik, tapi juga menanamkan pentingnya gizi, istirahat cukup, dan disiplin diri. Itu yang menjaga performa mereka tetap stabil di lapangan,” tambahnya.

Sementara itu, Safari selaku pelatih utama voli pantai UNM, mengakui bahwa tantangan terbesar datang dari aspek mental. Ia menjelaskan bahwa tim putra sempat unggul di sejumlah pertandingan krusial, namun kehilangan fokus di poin-poin akhir.
“Faktor mental punya pengaruh besar, hampir 70 persen dari hasil pertandingan. Di babak penentuan, itu jadi kunci,” jelasnya.

Safari juga memaparkan bahwa pemusatan latihan dilakukan selama lebih dari satu bulan di Kabupaten Wajo. Sebagian atlet sebelumnya merupakan pemain voli indoor, sehingga perlu waktu adaptasi dengan karakter permainan pantai.
“Dengan segala keterbatasan fasilitas, anak-anak tetap menunjukkan semangat luar biasa. Kalau infrastruktur dan dukungan gizi lebih baik, hasilnya bisa jauh lebih tinggi,” katanya.

Kedua pelatih menyoroti minimnya fasilitas latihan sebagai tantangan pembinaan atlet UNM. Hingga kini, FIKK UNM belum memiliki lapangan voli pasir sendiri sehingga tim harus berlatih berpindah-pindah, antara lain di PPLP Sudiang dan Universitas Hasanuddin.

Safari berharap ke depan UNM dapat menyiapkan program latihan jangka panjang, termasuk mengikutsertakan atlet dalam beberapa kejuaraan nasional sebelum POMNAS berikutnya.
“Idealnya ada beberapa Kejurnas di 2026 dan 2027 sebagai ajang pematangan. Lalu tiga bulan sebelum POMNAS, dilakukan training camp intensif di kampus agar kesiapan fisik dan mental lebih optimal,” katanya.

Sebagai penutup, Khairil menyampaikan harapan agar kampus memberikan dukungan lebih terhadap pengembangan olahraga prestasi.
“Kami berharap UNM segera memiliki lapangan voli pantai sendiri agar pembinaan bisa lebih fokus dan berkelanjutan. Prestasi tidak lahir instan, tapi dari proses panjang dan dukungan yang konsisten,” tutupnya.

Comment