Makassar, Respublica — Dunia pendidikan Sulawesi Selatan berduka. Prof. Paturungi Parawansa, mantan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), wafat pada usia 88 tahun. Mertua Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, itu mengembuskan napas terakhirnya di RS Grestelina Makassar, Selasa pagi (16/9/2025), sekitar pukul 07.45 Wita.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka, Kompleks UNM, Jalan Pendidikan, sebelum disalatkan di Masjid Nurul Ilmi dan kemudian dibawa ke Takalar untuk dimakamkan di pekuburan keluarga.

“Beliau meninggal pagi tadi di RS Grestelina. Setelah disalatkan di Masjid Nurul Ilmi, jenazah langsung diberangkatkan ke Takalar untuk dimakamkan,” ujar Burhanuddin, Kepala Humas UNM, saat dikonfirmasi.
Burhanuddin menambahkan, beberapa hari terakhir kondisi kesehatan almarhum menurun. “Saya memang sempat mendengar beliau sakit, tetapi untuk penyakit pastinya saya tidak tahu,” katanya.
Prof. Paturungi Parawansa dikenal sebagai salah satu figur penting dalam sejarah UNM. Ia menjabat sebagai rektor ketika kampus tersebut masih bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang, pada periode 1982 hingga 1991. Di bawah kepemimpinannya, sejumlah fondasi penting dalam pengembangan kelembagaan kampus mulai terbentuk.
Guru besar UNM sekaligus Sekjen IKA UNM, Prof. Hasnawi Haris, mengenang sosok almarhum sebagai pemimpin yang berwibawa dan visioner. “Prof. Paturungi Parawansa adalah tokoh kharismatik dengan reputasi besar di masanya. Banyak kemajuan UNM hari ini merupakan warisan dari kebijakan beliau,” tutur Hasnawi.
Selain berkiprah di dunia pendidikan, almarhum juga aktif dalam bidang politik dan pemerintahan. Ia pernah menjabat Ketua DPRD Gowa pada periode 1971–1976, kemudian menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar mewakili daerah pemilihan Gowa pada 1997–2004.
“Beliau meninggalkan banyak warisan positif, tidak hanya bagi dunia pendidikan, tetapi juga dalam membangun masyarakat Sulawesi Selatan,” tambah Hasnawi. “Prof. Paturungi Parawansa adalah contoh nyata sosok akademisi sekaligus negarawan yang berpengaruh.”
Comment