Tiga Penelitian Wamendikti Prof. Stella Christie tentang Cognitive Science yang Wajib Anda Pelajari

Foto: Instagram @prof.stellachristie

Prof. Stella Christie, seorang pakar dalam ilmu kognitif (cognitive science), mencuri perhatian publik setelah dilantik menjadi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek) oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

Keputusan ini menarik perhatian karena Prof. Stella bukanlah sosok akademik biasa; di usia muda, ia telah membangun reputasi luar biasa hingga menjadi profesor di Tsinghua University, China, sebelum akhirnya mengemban jabatan penting sebagai Wamendikti Saintek.

Sebagai seorang akademisi dalam bidang ilmu kognitif, Prof. Stella telah memberikan kontribusi penting melalui berbagai penelitian yang mendalami peran mekanisme kognitif dalam pembelajaran manusia.

Penelitiannya bahkan merambah berbagai aspek terkait mekanisme kognitif manusia, khususnya dalam konteks bermain, kesamaan objek dan hubungan, serta penalaran analogis dalam pembelajaran sosial. Berikut ini adalah tiga penelitian utama yang menggali topik-topik tersebut:

Penelitian tentang Bermain sebagai Mekanisme Pembelajaran

Dalam penelitiannya bertajuk  Why play equals learning: Comparison as a mechanism in play (2021) Prof Stella membahas soal bermain sebagai mekanisme pembelajaran. Bermain sering kali dianggap sebagai kegiatan tambahan yang mengganggu proses belajar oleh sebagian orang tua dan pendidik.

Meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa bermain memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai bidang pembelajaran, pandangan ini tetap bertahan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman yang mendalam tentang bagaimana bermain dapat memfasilitasi pembelajaran.

Dalam penelitian ini, Prof Stella mengusulkan perspektif baru yang menyoroti pentingnya perbandingan dan penyelarasan struktural dalam bermain sebagai mekanisme kognitif yang mendasari pembelajaran.

Perbandingan, serta penyelarasan struktur yang menyoroti perbandingan yang berguna, merupakan mekanisme pembelajaran yang sering terjadi selama aktivitas bermain, baik yang bebas maupun yang dipandu.

Prof Stella mengajukan pertanyaan penting: apakah kita belajar melalui bermain karena kita melakukan perbandingan saat bermain?

Dengan menjelaskan manfaat perbandingan dalam pembelajaran, Prof Stella menggambarkan bagaimana bermain dapat memicu proses perbandingan yang mendalam, yang pada gilirannya memperkuat pemahaman kita tentang hubungan antara bermain dan belajar.

Penelitian tentang Kesamaan Objek dan Hubungan dalam Pembelajaran Antar Spesies

Dalam penelitiannya berjudul  Learning sameness: object and relational similarity across species (2021) Prof Stella membahas kesamaan objek dan hubungan dalam pembelajaran antar spesies.

Kemampuan kognitif manusia yang luar biasa, seperti membaca peta, memahami struktur numerik, dan mempelajari aturan tata bahasa, bergantung pada kemampuan untuk mengabstraksi kesamaan dalam hubungan.

Namun, bagaimana kemampuan ini berkembang, dan mengapa hewan tidak dapat membaca peta atau mempelajari tata bahasa seperti manusia, menjadi pertanyaan penting dalam penelitian ini.

Prof Stella menjelaskan bahwa pemahaman tentang kesamaan objek—yaitu, kemampuan untuk melihat bahwa dua peristiwa terlihat mirip—adalah kunci dalam mempelajari kesamaan hubungan.

Meskipun baik manusia maupun hewan non-manusia dapat mengenali kesamaan objek, spesies berbeda dalam preferensi mereka terhadap objek dibandingkan dengan hubungan, serta dalam lintasan pembelajaran mereka.

Anak-anak manusia secara alami lebih menyukai kesamaan objek daripada kesamaan hubungan, dan preferensi ini mendukung pemikiran relasional mereka. Sebaliknya, hewan tidak mengutamakan kesamaan objek dalam pembelajaran mereka.

Prof Stella juga mengungkapkan bahwa bagi hewan, abstraksi relasional lebih mudah dilakukan ketika objek yang mendasarinya tidak serupa, sementara pada manusia, hubungan ini lebih bersifat cekung, yang menunjukkan kompleksitas dalam perkembangan kognitif manusia.

Penelitian tentang Penalaran Analogis untuk Pembelajaran Sosial

Dalam penelitiannya berjudul Structure mapping for social learning (2017) Prof Stella membahas soal penalaran analogis untuk pembelajaran sosial. Penalaran analogis merupakan salah satu alat dasar dalam pembelajaran manusia yang memungkinkan individu untuk mengenali struktur hubungan dalam situasi dan domain baru.

Dalam penelitian ini, Prof Stella membahas pentingnya penalaran analogis dalam konteks pembelajaran sosial. Dunia sosial pada dasarnya diwarnai oleh hubungan antar individu, dengan struktur hubungan umum—seperti ikatan keluarga dan hierarki sosial—yang membentuk unit-unit sosial yang memengaruhi perilaku sosial.

Sama seperti pelajar muda yang menggunakan penalaran analogis untuk memahami struktur hubungan dalam domain lain—seperti hubungan spasial, kata kerja, atau kategori hubungan—penalaran analogis seharusnya juga menjadi alat yang berguna untuk memperoleh dan memahami hubungan sosial serta struktur-struktur yang ada dalam masyarakat.

Prof Stella menekankan bahwa pemahaman struktur hubungan melalui analogi ini sangat penting untuk pembelajaran sosial yang lebih mendalam, mengingat kompleksitas interaksi antar individu yang terus berkembang dalam masyarakat.

 

Comment