Manggala Sering Banjir, Hartono Minta Pemerintah Perhatikan Kondisi Kampung Romang Tangaya

Makassar, Respublica— Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar dari Fraksi PKS, Hartono meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk memberi atensi terhadap banjir parah yang kerap melanda beberapa daerah di Kecamatan Manggala, khususnya di Kampung Romang Tangaya, Kelurahan Tamangapa.

Hal tersebut disampaikan setelah Hartono melakukan Kunjungan Kerja di lokasi tersebut belum lama ini. Dari hasil kunjungannya, Hartono menyimpulkan bahwa banjir yang sering melanda Manggala adalah kiriman dari Sungai Sambe yang berada di Kampung Romang Tangaya.

“Banjir yang selama ini begitu parah melanda kita di Kecamatan Manggala dan terus di Kelurahan Manggala blok 10, blok, 8, dan 6 yang begitu parah selama ini ternyata salah satu penyebabnya adalah pendangkalan Sungai Sambe,” ujarnya.

Hartono berharap Kementerian PU dapat menginisiasi pengerukan dan pembangunan tanggul di Sungai Sambe. Agar dapat meminimalkan limpasan air sungai yang berdampak pada banjir di daerah Manggala.

“Karena ternyata banjir itu adalah limpasan air dari sungai Sambe. Nah itu kita berharap dilakukan pengerukan kemudian dibangun tanggul. Maka itu akan mengurangi dan bahkan ini secara signifikan mengurangi banjir yang ada di blok 10,” ujarnya.

Momen Hartono meninjau banjir di Kampung Romang Tangaya

Butuh bantuan perahu

Hartono juga mengabarkan mengenai kondisi geografis yang buruk saat banjir melanda Kampung Romang Tangaya. Dari jembatan Kajenjeng menuju daerah tersebut berjarak kurang lebih 2,5 km.

Jika musim hujan tiba, dan banjir melanda, maka masyarakat hanya bisa menuju ke Kampung Romang Tangaya dengan menggunakan perahu. Hal paling memprihatinkan bagi Hartono adalah akses anak-anak untuk ke sekolah sangat terbatas jika banjir melanda.

“Banyak anak-anak sekolah kita yang setiap pagi itu lalu lalang untuk pergi dan pulang sekolah. Kendalanya adalah kita tidak punya alat transportasi yang memadai yang bisa mengangkut mereka bolak balik dari sekolah,” ujarnya.

Olehnya itu, Hartono berharap ada bantuan perahu dari Pemkot Makassar untuk warga di Kampung Romang Tangaya. Masyarakat membutuhkannya sebagai alat transportasi jika banjir melanda daerah tersebut.

“Karena itu masyarakat minta mudah-mudahan ini menjadi atensi kita semua untuk diadakan minimal satu perahu berikut dengan mesinnya yang bisa standby di Kampung Romang Tangaya yang bisa mengangkut anak sekolah kita pergi dan pulang sekolah,” ujarnya.

Minta pembelian solar subsidi dipermudah

Pada kesempatan ini, Hartono sekaligus menyampaikan aspirasi warga yang ternyata kesulitan membeli solar bersubsidi di Pertamina. Alasannya tidak ada dalam nomenklatur pertamina solar bersubsidi untuk pertanian.

Padahal, masyarakat Kampung Romang Tangaya yang kebanyakan berprofesi sebagai petani sangat membutuhkan solar sebagai bahan bakar traktor. Di sisi lain, solar tersebut ternyata berguna untuk bahan bakar perahu.

“Termasuk perahu-perahu yang digunakan masyarakat ini kan bahan bakarnya adalah solar. Ternyata warga di sini tidak bisa membeli solar di Pertamina. Alasannya itu tidak ada dalam nomenklatur pertamina itu solar untuk pertanian,” ujarnya.

“Mohon Dinas Pertanian dijadikan sebagai atensi kita bersama. Warga kita yang akan membeli solar untuk pembajakan sawah untuk perahu mereka yang bolak balik ini mereka bisa mendapatkan akses beli solar di depo-depo pertamina yang ada,” jelas Hartono.

Buaya terdeteksi di Sungai Sambe

Terakhir, Hartono juga menyampaikan kekhawatiran warga mengenai keberadaan empat ekor buaya yang terdeteksi berkeliaran di aliran Sungai Sambe.

Ia berharap pihak Pemkot Makassar dalam hal ini Damkar Kota Makassar dapat membantu warga mengatasi buaya tersebut. Karena hewan reptil tersebut sewaktu-waktu masuk ke pemukiman dan persawahan warga jika banjir melanda.

“Bahkan beberapa hari lalu buaya tersebut sudah muncul di blok 10. Ini tentu sangat berbahaya. Warga minta Damkar bisa mengusahakan penangkapan buaya-buaya tersebut,” ujarnya.  

Comment