Makassar, Respublica— Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, berencana membekukan Ketua RT/RW yang saat ini menjabat, mengingat masa jabatan mereka akan berakhir. Setelah itu, Appi akan menunjuk pelaksana tugas (plt) yang baru.
Ia menegaskan bahwa plt yang ditunjuk tidak akan boleh mencalonkan diri dalam pemilihan langsung Ketua RT/RW yang direncanakan pada Juni atau Juli 2025. Hal ini untuk memastikan bahwa plt tidak terlibat dalam kontestasi pemilihan tersebut.
Menanggapi skema pemilihan Ketua RT/RW tersebut, Anggota Komisi A DPRD Makassar Tri Sulkarnain Ahmad menyambut baik rencana Munafri tersebut. Ia menilai rencana tersebut sudah tepat untuk kemajuan pemerintahan di tingkag RT/RW.
“Artinya supaya yang dipasang menjadi Plt RT/RW ini betul-betul bisa netralitas tidak ada keinginan untuk maju, tidak ada niatan untuk maju. Di perhelatan pemilihan RT/RW nanti,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (9/3/2025).
Legislator Demokrat Makassar itu menilai penunjukan Plt yang netral dan tak berkeinginaj maju sangat perlu. Agar proses pemilihan RT/RW nantinya berjalan sesuai harapan pemerintah.
“Sehingga betul-betul pemilihan yang berjalan nantinya bisa berjalan netral. Bisa berjalan sesuai dengan keinginan yang diterapkan oleh pemerintah kota,” tambah Wakil Ketua Fraksi Mulia DPRD Makassar itu.
Ke depan, Munafri Arifuddin juga berencana melaksanakan mekanisme pemilihan langsung dalam menjaring Ketua RT/RW. Bagi Tri, ide tersebut cukup bagus. Karena masyarakat bisa langsung menentukan sosok figur yang dianggap layak memimpin.
“Siapa yang dianggap bisa menjadi tokoh, bisa menjadi orang tua di wilayah masing-masing. Sehingga tidak ada lagi riak-riak ketika yang dahulu RT/RW itu hanya sekedar ditunjuk, hanya sekadar ditunjuk oleh pemerintah kota banyak yang pro dan kontra di bawa,” ujarnya.
Bagi Tri, mekanisme penunjukan langsung Ketua RT/RW kerap menghasilkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Tapi jika Ketua RT/RW dipilih melalui pemilihan langsung, maka masyarakat bisa menentukan sendiri pemimpin yang dianggap layak.
“Tapi ketika masyarakat juga yang memilih, saya pikir itu sudah menjadi pilihan masyarakat dan tanggung jawab bola matinya kembali ada di masyarakat,” tambahnya.
Meski demikian, Tri menilai pemilihan langsung Ketua RT/RW memiliki plus dan minus. Masyarakat rawan terkotak-kotakkan dalam eskalasi politik, apalagi skalanya sangat kecil.
Namun, ia percaya Appi telah memikirkan antisipasinya ke depan. “Apalagi kan irisannya sangat kecil. Tapi pasti selalu ada jalan pemerintah kota untuk mengantisipasi,” harapnya.
Comment