Pengalaman KKN Internasional Antar Mahasiswa Unhas Ini Satu-satunya Lolos Abstrak di Symposium Internasional

Makassar, Respublica— Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin (Unhas).

Andi Riska Respati, mahasiswa angkatan 2022, berhasil lolos seleksi dan mempresentasikan abstrak penelitiannya dalam ajang bergengsi International Student Symposium (ISS) Batch II 2025 yang digelar di Menara Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, pada Jumat (29/8).

ads

Kegiatan internasional ini dilaksanakan secara luring di Menara UMI, dihadiri peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sementara itu, beberapa narasumber luar negeri, termasuk perwakilan dari KBRI Canberra, Australia, turut memberikan materi secara daring pada sesi pembukaan.

Forum ini menjadi ruang akademik untuk berbagi hasil penelitian, gagasan, sekaligus membangun jejaring mahasiswa lintas negara.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) UMI, Ir. Setyawati Yani, ST., MT., Ph.D., yang menyampaikan bahwa ISS Batch II diikuti oleh sekitar 50 paper dari 6 negara, serta menghadirkan 5 speaker internasional.

Pembicara dari luar negeri hadir secara daring pada sesi pembukaan, sementara peserta dan tamu undangan mengikuti kegiatan secara langsung di Menara UMI.

Memasuki sesi inti, para peserta mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam forum panel diskusi yang berlangsung sepanjang siang hingga sore. Riska tampil membawakan paparannya dengan baik, sekaligus memperkenalkan perspektif mahasiswa Unhas dalam forum internasional ini.

Abstrak yang dipresentasikan Andi Riska Respati berjudul “Bridging Borders, Empowering Education: Indonesian Student Reflections on Migrant Children in Malaysia.”

Penelitian ini berangkat dari pengalamannya saat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di SB At-Tanzil Cheras, Malaysia, awal tahun 2025. Dari pengalaman tersebut, ia menemukan fakta bahwa masih banyak anak-anak Indonesia di Malaysia yang belum memperoleh pendidikan formal sebagaimana mestinya.

“Penelitian ini lahir dari keprihatinan saya terhadap kondisi anak-anak Indonesia di Malaysia yang masih kesulitan mengakses pendidikan formal. Melalui penelitian ini, saya ingin menyuarakan pentingnya pemenuhan hak pendidikan bagi mereka,” jelas Riska.

Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Administrasi Publik Unhas tidak hanya aktif di tingkat lokal, tetapi juga mampu berkompetisi di forum internasional.

Partisipasi mahasiswa dalam simposium ini diharapkan dapat memperkuat citra akademik Departemen Administrasi Publik Unhas sebagai institusi yang mendorong riset aplikatif dan berdampak pada isu-isu kemanusiaan lintas negara.

Comment