Dinas Kebudayaan Makassar Luncurkan 5 Buku Sejarah dan Budaya Kota Makassar di IIBF 2025

Jakarta, Respublica— Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Kebudayaan resmi meluncurkan lima buku sejarah dan budaya Kota Makassar pada ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 yang berlangsung di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (28/9/2025) malam.

Peluncuran ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Makassar, Institut Terjemahan dan Buku Malaysia (ITBM), serta Universitas Teknologi Malaysia (UTM).

ads

Lima judul buku tersebut menjadi wujud kolaborasi lintas negara yang menekankan kedekatan historis, budaya, dan tradisi antara masyarakat Makassar–Bugis dengan Malaysia.

Lima buku tersebut yakni Batara Gowa Messianisme dalam Gerakan Sosial di Tanah Makassar. Bukue kedua, Berburu Taripang di Negeri Marege. Buku ketiga, Makassar Gerbang Emas Diaspora Asia Tenggara. Buku keempat, Dari Bandar Makassar ke Kota Makassar dan buku kelima Syakh Yusuf Intelektual Makassar yang mendunia.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Makassar, Andi Patiware, yang sekaligus menjadi narasumber utama dalam acara tersebut. Kata dia, buku ini merupakan kerja sama Pemkot Makassar dengan Institut Terjemahan & Buku Malaysia serta Universitas Teknologi Malaysia.

Di mana, menceritakan tentang keunggulan Makassar dimasa lampau dan karakter serta ciri khas Bugis Makassar hingga mendunia dikenal di luar negeri.

“Sebelumnya di tahun kemarin Disbud Makassar melaksanakan penelusuran sejarah budaya terkait rencana penelitian dan penulisan buku ini,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Makassar Andi Patiware, Selasa (30/9/2025).

Penelitian dan penulisan buku ini juga merupakan kerjasama Pemkot Makassar melalui Dinas Kebudayaan bersama 2 perguruan tinggi besar di Makassar yakni UNM dan Unhas.

“Lima buku ini menceritakan tentang keunggulan Kota Makassar sejak masa lampau hingga masa kini, serta menegaskan bagaimana hubungan emosional, kekeluargaan, dan tradisi yang kuat terjalin antara masyarakat Bugis-Makassar dan Malaysia,” katanya.

“Kami berharap karya ini dapat menjadi referensi literasi berharga, baik di tingkat lokal maupun internasional,” tambahnya.

Menurutnya, usai peluncuran, buku-buku tersebut akan didistribusikan ke Kota Makassar, termasuk kepada organisasi perangkat daerah (OPD), lembaga pendidikan, dan perpustakaan. Tujuannya agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat mempelajari sejarah dan kebudayaan lokal secara lebih mendalam.

“Ke depan, Dinas Kebudayaan Makassar akan memperbanyak cetakan agar buku-buku ini bisa dijadikan bahan ajar, rujukan penelitian, sekaligus memperkaya khazanah literasi daerah. Kami ingin warisan sejarah dan budaya Makassar tidak hanya dikenal secara nasional, tetapi juga internasional,” tukasnya.

Acara launching lima buku ini sekaligus memperkuat posisi Makassar sebagai salah satu pusat sejarah dan kebudayaan maritim di kawasan Asia Tenggara, sekaligus membuka ruang kolaborasi baru antara Indonesia dan Malaysia di bidang literasi.

Comment