PPK Ormawa Gelar Workshop di Takalar, Edukasi Remaja Pernikahan Sehat dan Perencanaan Karir

Takalar, Respublica— Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) melaksanakan kegiatan edukasi dengan menggelar workshop “Generasi Cerdas: Siap Menikah pada Usia yang Tepat, Sehat Reproduksi, dan Cerdas Berkarir” di desa Ko’mara tepatnya di SMA Negeri 11 Takalar.

Kegiatan ini menyasar siswa kelas akhir dan juga remaja desa Ko’mara sebagai upaya membekali generasi muda dengan pemahaman penting tentang kesiapan menikah, kesehatan reproduksi, dan perencanaan masa depan.

ads

Workshop ini menghadirkan materi seputar dampak negatif pernikahan dini, baik dari sisi kesehatan biologis, kesiapan psikologis, maupun hambatan sosial dan ekonomi. Peserta diajak untuk lebih bijak dalam menentukan usia pernikahan yang tepat, serta tetap fokus mengembangkan pendidikan dan karir.

Nirwana, Ketua OSIS, yang juga mengikuti workshop ini, menyampaikan alasannya hadir dalam kegiatan tersebut.

“Saya ikut karena ingin meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya kesiapan menikah secara biologis dan psikologis, serta untuk mengetahui dampak negatif dari pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sebelum mengikuti workshop, pemahamannya masih terbatas. “Sebelumnya saya memahami pernikahan dini hanya sebagai fenomena sosial yang sering terjadi di lingkungan saya, namun saya kurang menyadari secara mendalam soal kesehatan, mental, serta status sosial di masyarakat,” jelasnya.

Setelah mengikuti workshop, Nirwana mengaku mendapatkan wawasan baru. “Saya memperoleh pemahaman bahwa pernikahan dini berkontribusi pada tingginya risiko komplikasi kehamilan dan persalinan, keterbatasan akses pendidikan, serta hambatan dalam pengembangan potensi ekonomi dan sosial, terutama karir karena harus mengurus rumah tangga,” tambahnya.

Dalam sesi pemaparan, Irma Aguslina, S.ST., M.Kes. selaku pemateri menekankan bahwa pernikahan dini membawa banyak kerugian.

“Pernikahan dini membawa banyak dampak negatif, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Dari sisi kesehatan, melahirkan di bawah usia 20 tahun sangat berisiko, mulai dari kematian ibu, bayi prematur, hingga cacat bawaan. Dari sisi psikologis, pasangan usia muda sering mengalami kegoncangan mental karena emosinya belum matang dan tanggung jawab moralnya belum siap,” ujarnya.

“Selain itu, rumah tangga yang dibangun cenderung tidak stabil dan rawan perceraian karena tingkat kemandirian pasangan masih rendah. Pernikahan dini juga merugikan pendidikan, masa depan anak, dan karir mereka,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini, PPK Ormawa berharap remaja desa Ko’mara dan siswa SMA Negeri 11 Takalar semakin sadar bahwa pernikahan adalah keputusan besar yang membutuhkan kesiapan menyeluruh.

Generasi muda diharapkan dapat menjaga kesehatan reproduksi, menunda pernikahan hingga usia yang tepat, serta tetap cerdas mengembangkan karir dan masa depan.

Comment