Makassar, Respublica— Pelatih kepala PSM Makassar, Bernardo Tavares, resmi mengumumkan pengunduran dirinya setelah lebih dari tiga tahun mengomandoi tim tertua di Indonesia tersebut.
Melalui akun Instagram pribadinya, Tavares menyampaikan pernyataan yang penuh emosi. Ia mengungkapkan rasa sedih yang mendalam karena harus meninggalkan klub yang sudah berusia hampir 110 tahun itu.

Alasannya tak lain adalah masalah keterlambatan pembayaran gaji yang selama tiga setengah tahun kepemimpinannya terus ia hadapi dan kini dianggap sudah tak bisa dipertahankan lagi.
Menurutnya, manajemen sempat meyakinkan adanya stabilitas finansial dan proyek besar untuk musim 2025/26. Ia bahkan menolak sejumlah tawaran dari klub lain demi bertahan di Makassar. Namun kenyataannya, masalah finansial tetap menghantui.
“Sangat sulit untuk merekrut pemain karena larangan FIFA serta reputasi buruk klub terkait pembayaran, namun meskipun begitu, kami tetap berhasil membangun tim kompetitif yang kini bernilai tinggi di Transfermarkt,” tulis Tavares.
Meski begitu, pelatih asal Portugal itu mengaku bangga dengan ikatan kuat yang terjalin antara staf, pemain, dan suporter selama masa kepelatihannya. Ikatan inilah yang menurutnya menjadi kunci untuk melewati berbagai keterbatasan.
Ia memilih mundur pada masa jeda FIFA agar klub memiliki cukup waktu mencari pelatih baru sebelum laga pada 19 Oktober mendatang. Ia pun berterimakasih kepada pihak-pihak yang memberikan dukungan selama menjadi pelatih.
“Saya berterima kasih kepada Bapak Appi Munafri yang merekrut saya pada 2022, kepada seluruh staf, para pemain yang selalu menunjukkan loyalitas dan kerja keras, dan terutama kepada para suporter, jantung sejati PSM Makassar,” tulis Tavares.
Selama kepemimpinannya, PSM Makassar menghadapi tantangan berat, mulai dari krisis keuangan, kehilangan pemain kunci setiap musim, hingga harus dua tahun bertanding di luar Sulawesi karena tidak memiliki stadion di Makassar. Namun di tengah keterbatasan tersebut, Tavares mampu mempersembahkan berbagai pencapaian bersejarah.
Termasuk membawa PSM menjuarai Liga 1 Indonesia musim 2022/23 setelah penantian panjang selama 23 tahun, mencapai final Piala AFC zona ASEAN, perempat final Piala Presiden, meraih 10 poin di fase grup Piala AFC, serta menembus semifinal Kejuaraan Klub ASEAN.
Dalam tiga tahun terakhir, PSM Makassar menjadi klub Indonesia dengan performa internasional terbaik, meski selalu bermain di luar kandang sendiri. Mereka juga tercatat sebagai tim dengan skuad termuda di liga, sekaligus melahirkan banyak pemain untuk tim nasional, baik di level junior maupun senior.
“Saya pergi dengan rasa sakit, tetapi juga dengan kebanggaan. PSM Makassar akan selalu ada di hati saya,” tulis Tavares dalam penutup pernyataannya.
Comment