PT Vale Bersama Pemkab Lutim Gandeng UI Uji Kualitas Air Towuti Pasca Kebocoran Pipa

Luwu Timur, Respublica— PT Vale Indonesia Tbk berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menggandeng sejumlah ahli independen, salah satunya dari Disaster Risk Reduction Centre (DRRC) Universitas Indonesia (UI), untuk melakukan pengujian kualitas air secara berkala di area terdampak kebocoran pipa minyak.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemulihan pasca insiden dengan pendekatan terbuka, ilmiah, dan kolaboratif. DRRC UI dikenal sebagai lembaga riset independen di bawah Universitas Indonesia yang memiliki reputasi kredibel di tingkat nasional dan internasional dalam bidang manajemen risiko bencana, lingkungan, serta ketahanan komunitas.

ads

Lembaga ini juga menjadi mitra teknis berbagai kementerian dan badan dunia, seperti BNPB, KLHK, dan UNDP, dalam riset dan mitigasi berbasis sains.

Hasil uji terbaru terhadap sampel air yang diambil pada 5 Oktober 2025 menunjukkan seluruh parameter utama berada di bawah ambang batas baku mutu sesuai peraturan pemerintah.

Air di wilayah Towuti dinyatakan aman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk pertanian, kebun, mandi, mencuci, serta konsumsi setelah dimasak atau diolah.

“Kami memahami kekhawatiran publik terhadap kondisi lingkungan di Towuti. Karena itu, sejak awal kami melibatkan lembaga riset independen agar setiap langkah pemulihan memiliki dasar ilmiah yang kuat dan objektif, di mana proses dan hasilnya dapat diverifikasi bersama oleh lembaga pemerintah dan akademik,” ujar Endra Kusuma, Head of External Relations PT Vale Indonesia Tbk.

Selain pengujian kualitas air, DRRC UI juga melakukan analisis sebaran potensi aliran air dan pemetaan risiko hingga radius sembilan kilometer dari lokasi pipa.

Hasil sementara menunjukkan tidak ada indikasi penyebaran minyak menuju kawasan konservasi Danau Towuti, dengan parameter hidrokarbon, TPH, serta logam berat masih berada dalam batas aman secara ekologis.

Sejak insiden terdeteksi pada 23 Agustus 2025, PT Vale langsung menghentikan aliran minyak dan membentuk Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Group/ERG) bersama DLH, BPBD, Pemkab Luwu Timur, dan masyarakat setempat.

Lebih dari 150 petugas lapangan serta relawan diterjunkan untuk melakukan isolasi area, pembersihan, dan pemulihan dengan prosedur ramah lingkungan.

Langkah-langkah penanggulangan meliputi pemasangan oil boom, skimmer, dan absorbent pad di sepanjang jalur aliran air; penyedotan minyak serta pembersihan manual dan mekanis; penerapan bio-remediation dengan bahan alami yang disetujui DLH.

Penyediaan 160.000 liter air bersih per hari bagi warga terdampak; pendampingan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Luwu Timur; serta penyuluhan kepada petani dan warga desa untuk menjamin keamanan lahan dan air irigasi.

Seluruh kegiatan tersebut didokumentasikan dan dilaporkan secara berkala kepada pemerintah daerah dan regulator nasional.

Dari total 11 titik lokasi penanganan, hingga 22 Oktober 2025, PT Vale telah menuntaskan seluruh titik dengan hasil air kembali jernih. Tahapan kini berlanjut pada pengujian lanjutan dan pemantauan kualitas air serta tanah oleh tim ahli agronomi dari IPB University.

Kondisi lapangan menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan. “Saya lewat jembatan di Titik 2, airnya sudah jernih sekali. Banyak warga juga sudah pakai untuk cuci dan kegiatan harian,” ungkap Aroyos, warga Desa Lioka.

Bagi PT Vale, pemulihan lingkungan harus berjalan seiring dengan pemulihan sosial dan kepercayaan masyarakat. Untuk itu, perusahaan mendirikan Posko Grievance dan Konsultasi Publik di Towuti sebagai ruang dialog langsung dengan warga.

Mekanisme kompensasi dan biaya penanganan dampak juga disusun bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Forkopimda, dan pemerintah desa, berdasarkan verifikasi lapangan yang terukur dan dapat diaudit.

Selain itu, PT Vale meluncurkan program pemulihan ekonomi komunitas dengan melibatkan warga terdampak dalam proyek padat karya serta pelatihan pertanian berkelanjutan.

“Seluruh upaya dan komitmen kami berfokus agar pemulihan ini tidak hanya menyembuhkan alam, tetapi juga memulihkan kehidupan masyarakat Towuti,” tambah Endra.

Sebagai wujud tata kelola yang bertanggung jawab, PT Vale telah menyerahkan seluruh laporan pemantauan lingkungan kepada KLHK dan Kementerian ESDM, melakukan koordinasi mingguan dengan Pemkab Luwu Timur serta Forkopimda.

Melibatkan laboratorium independen terakreditasi untuk pengujian air, sedimen, dan tanah, serta membuka akses audit dan kunjungan lapangan bagi lembaga masyarakat sipil dan media.

“Kami percaya pemulihan Towuti harus menjadi gerakan bersama. Dengan keterbukaan data dan semangat kolaborasi, kita bisa menjadikan Towuti contoh pemulihan yang kuat, bukan polemik yang melemahkan,” tutup Endra.

Comment