Makassar, Respublica— Di tengah ketatnya persaingan sektor pariwisata nasional, Kota Makassar menunjukkan arah pertumbuhan yang semakin solid dan terukur.
Optimisme tersebut tercermin dalam rilis Analisis Forecasting Kunjungan Wisatawan Tahun 2025 yang disusun Dinas Pariwisata Kota Makassar, yang menegaskan bahwa kinerja pariwisata daerah terus bergerak ke jalur positif dan berkelanjutan.

Memasuki penghujung 2025, Makassar kian mengukuhkan posisinya sebagai salah satu destinasi unggulan sekaligus motor penggerak utama pertumbuhan pariwisata di kawasan timur Indonesia.
Proyeksi terbaru menunjukkan, kunjungan wisatawan nusantara diperkirakan menembus 6.189.997 kunjungan atau sekitar 6,18 juta, tumbuh 12,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Proyeksi tersebut disusun berbasis data historis periode 2022–2024 dan diolah menggunakan metode exponential smoothing, sebuah pendekatan peramalan yang menekankan akurasi tren jangka menengah.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa fondasi utama pertumbuhan pariwisata Makassar masih bertumpu pada kekuatan pasar wisatawan nusantara.
Tren positif ini tercermin dari peningkatan konsisten jumlah kunjungan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, jumlah wisatawan nusantara tercatat 3,46 juta, meningkat signifikan menjadi 4,41 juta pada 2023, lalu menembus 5,52 juta kunjungan pada 2024.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, menjelaskan bahwa capaian tersebut didorong oleh sejumlah faktor strategis, salah satunya penambahan 12 rute penerbangan baru menuju Makassar melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Selain itu, intensitas penyelenggaraan event pariwisata, agenda nasional, hingga konser artis internasional turut memperkuat daya tarik kota.
“Selain itu, penambahan flight baru memberi dampak langsung terhadap aksesibilitas, sementara event-event berskala nasional dan internasional terbukti efektif menjadi magnet kunjungan wisatawan,” jelasnya, Selasa (23/12/2025).
Ia menambahkan, Dispar Kota Makassar secara konsisten merilis analisis forecasting berbasis data historis untuk memastikan kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata berjalan adaptif dan berbasis bukti.
Hasil analisis menunjukkan tren pertumbuhan pariwisata Makassar masih bergerak positif, dengan wisatawan nusantara sebagai penopang utama.
Di sisi lain, untuk wisatawan mancanegara, dinamika menunjukkan pola yang berbeda. Kunjungan tercatat 71.388 wisatawan pada 2022, meningkat menjadi 85.614 pada 2023, dan mencapai 95.597 kunjungan pada 2024.
Namun pada 2025, jumlah tersebut diproyeksikan turun menjadi 78.080 kunjungan, atau sekitar 18,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Namun, pada tahun 2025, jumlah tersebut diproyeksikan hanya 78.080 kunjungan, atau kisaran sekitar 18,32 persen dibandingkan 2024,” tuturnya.
Hendra menegaskan, penurunan tersebut bersifat sementara dan dipengaruhi faktor eksternal, mulai dari penyesuaian pasca lonjakan sebelumnya, gangguan mobilitas akibat bencana alam di sejumlah destinasi lain, hingga sensitivitas pasar internasional terhadap isu keamanan dan stabilitas kawasan.
Pada Agustus 2025, tercatat lonjakan pembatalan kunjungan wisatawan mancanegara yang berdampak pada kerugian sektor perhotelan hingga sekitar Rp7 miliar, khususnya pada beberapa hotel berbintang.
Kondisi ini dipicu oleh adanya travel warning serta isu stabilitas politik dan demonstrasi yang memengaruhi persepsi keamanan. Ia menekankan bahwa kondisi tersebut menjadi pelajaran strategis bagi pengelolaan pariwisata kota.
“Baik sisi keamanan, kenyamanan, dan stabilitas kota adalah faktor utama dalam menarik wisatawan mancanegara,” tegasnya.
Dari sisi durasi tinggal, rata-rata lama menginap wisatawan nusantara pada 2024 tercatat 1,63 malam, dan diperkirakan sedikit menurun menjadi 1,48 malam pada 2025.
Sementara wisatawan mancanegara rata-rata menginap 2,52 malam pada 2024 dan diproyeksikan menjadi 2,47 malam pada 2025.
Meski demikian, secara agregat, total kunjungan wisatawan ke Kota Makassar pada 2025 tetap diproyeksikan meningkat sekitar 10 persen, dengan wisatawan nusantara sebagai pilar utama pertumbuhan.
Dispar Makassar juga mencatat bahwa lonjakan kunjungan signifikan terjadi pada semester kedua, seiring padatnya kalender event dan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Dari sisi kontribusi ekonomi, sektor pariwisata kini menempati peringkat ketiga subsektor pendukung utama perekonomian Kota Makassar.
Ketangguhan sektor ini dinilai solid, mengingat pascapandemi Covid-19 pariwisata Makassar mampu bangkit dan tumbuh hingga 4 persen hanya dalam satu tahun.
Berdasarkan estimasi internal, rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara berada pada kisaran Rp1,5 juta–Rp2 juta per kunjungan, sementara wisatawan mancanegara mencapai Rp4 juta–Rp6 juta per kunjungan.
“Dengan proyeksi tersebut, perputaran uang atau ekonomi dari sektor pariwisata, kami perkirakan mencapai triliunan rupiah sepanjang 2025,” ungkap Hendra.
Ia menambahkan, kunjungan wisatawan nusantara masih didominasi dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Sementara wisatawan mancanegara umumnya berasal dari Malaysia, Singapura, Australia, serta sejumlah negara Eropa.
Berdasarkan hasil proyeksi tersebut, Dispar Kota Makassar menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat pasar wisatawan nusantara sekaligus menyusun ulang strategi promosi internasional dengan penekanan pada penguatan citra keamanan dan stabilitas kota.
“Target kita ke depan, khususnya tahun 2026, Makassar harus tampil sebagai kota yang aman, kondusif, dan menarik,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, pengembangan destinasi unggulan seperti Pulau Lanjukang, Pulau Samalona, dan kawasan Sungai Tallo diproyeksikan menjadi penguat utama daya tarik wisata pada 2026.
Dispar optimistis, dengan dukungan pengembangan destinasi dan promosi berkelanjutan, tren peningkatan kunjungan wisatawan akan terus berlanjut.
“Dengan begitu, kita optimistis mampu menarik kembali wisatawan mancanegara sekaligus mempertahankan dominasi wisatawan nusantara,” tutupnya.
Di sisi lain, penguatan kualitas kunjungan juga menjadi fokus strategis, tidak hanya pada aspek jumlah, tetapi juga lama tinggal wisatawan.
Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dispar Kota Makassar, Yulianti Jabir, menyampaikan bahwa promosi pariwisata tetap menjadi prioritas utama, khususnya melalui peluncuran Calendar of Event (CoE) 2026.
“Calendar of Event 2026 kami siapkan sebagai instrumen utama promosi. Harapannya, wisatawan tidak hanya datang untuk satu agenda, tetapi tinggal lebih lama karena banyak pilihan event dan aktivitas wisata,” ujar Yulianti.
Dispar Makassar bersama PHRI terus mendorong peningkatan lama menginap, khususnya pada segmen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang dinilai memiliki potensi belanja dan durasi tinggal lebih panjang.
“Wisata MICE menjadi salah satu segmen strategis. Karena itu, kami mendorong agar wisatawan yang datang untuk kegiatan bisnis dan pertemuan juga diarahkan menikmati destinasi dan event yang tersedia,” jelas Yulianti.
Ke depan, strategi peningkatan lama tinggal akan difokuskan pada pengembangan destinasi baru, penguatan promosi internasional, optimalisasi kalender event sepanjang tahun, serta menjaga kondusivitas dan citra Kota Makassar sebagai faktor kunci daya saing pariwisata.
“Dengan kombinasi pengembangan destinasi, promosi berkelanjutan, dan penguatan event. Kami Dispar optimistis sektor pariwisata Makassar dapat terus tumbuh dan memberi dampak positif bagi perekonomian Kota,” tukasnya.
Comment