FPN Makassar Bersama RMP Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

Makassar, Respublica— Free Palestine Network (FPN) Pokja Makassar, bekerja sama dengan Relawan Makassar Peduli (RMP), menggelar aksi solidaritas untuk Palestina pada Sabtu (2/8/2025) pukul 14.30 WITA.

Aksi ini digelar serempak di 14 kota di Indonesia. Makassar salah satunya yang titik aksinya dipusatkan di bawah Flyover.

Dipimpin oleh Koordinator FPN Makassar, Mauliah Mulkin, sebanyak 20 peserta turun ke jalan dengan membunyikan alat-alat dapur seperti panci, sendok, dan piring sebagai bentuk protes simbolik. “Selain orasi serta pernyataan aksi dari pusat, ada juga pembacaan puisi dari peserta,” ujarnya.

Selain orasi, para peserta juga membacakan puisi bertema kemanusiaan. Salah satu peserta yang dikenal vokal sejak masa mahasiswa menggantung sebuah panci di tiang rambu lalu lintas di pertigaan menuju Jalan Tol Reformasi. “Katanya sebagai simbol atas tragedi kelaparan yang saat ini diberlakukan pada warga Gaza,” tutup Mauliah.

Pernyataan sikap FPN

Kami, Free Palestine Network (FPN), mewakili suara nurani umat manusia yang masih tersisa, berkumpul pada hari ini, Sabtu, 2 Agustus 2025, di depan Kedutaan Besar Republik Arab Mesir di Jakarta (juga di berbagai kota di seluruh Indonesia). Dengan hati yang hancur dan semangat yang menyala, kami menyampaikan pernyataan sikap berikut ini:

  1. Kami konsisten dan teguh berdiri bersama rakyat Palestina, mendukung perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan penuh, kedaulatan yang sah, dan hak untuk hidup bebas dari penjajahan, apartheid, dan blokade yang tidak berperikemanusiaan. Palestina adalah bangsa merdeka yang dirampas haknya oleh kekuatan kolonial modern bernama Zionisme.
  2. Kami menyampaikan duka cita mendalam atas penderitaan panjang yang dialami bangsa Palestina, yang telah berlangsung lebih dari tujuh dekade. Dalam beberapa bulan terakhir, tragedi ini mencapai titik puncak: sebuah genosida yang dilakukan secara terang-terangan oleh rezim Zionis Israel, dengan dukungan tak tersamar dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Gaza kini bukan lagi sekadar wilayah yang diblokade, tetapi menjadi kuburan massal bagi anak-anak, perempuan, dan warga sipil tak bersenjata.
  3. Kami mengecam keras rezim Zionis Israel, pemerintah Amerika Serikat, dan semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kejahatan kemanusiaan di Palestina. Mereka bukan hanya pelaku kekerasan, tetapi arsitek dari sistem dehumanisasi yang telah merampas martabat satu bangsa.
  4. Kami menyatakan bahwa setiap bentuk sikap netral, diam, atau menjalin hubungan dengan rezim Zionis adalah bentuk pengkhianatan terhadap kemanusiaan. Ketika dunia menyaksikan darah mengalir di Gaza, tidak ada ruang untuk sikap abu-abu. Menjalin hubungan diplomatik, dagang, atau militer dengan Israel hari ini sama artinya dengan mencuci tangan bersama darah anak-anak Palestina. Kami yakin, sejarah akan mencatat siapa yang berdiri di sisi keadilan, dan siapa yang memilih menjadi bagian dari kejahatan.
  5. Kami mengecam keras Pemerintah Mesir yang hingga hari ini masih menutup Gerbang Rafah—satu-satunya jalur hidup bagi rakyat Gaza yang terkepung. Penutupan ini adalah bentuk nyata dari kepengecutan politik, ketundukan terhadap tekanan Amerika dan Zionis, serta pengabaian total terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ukhuwah islamiyah. Di tengah kelaparan, luka, dan kematian yang melanda Gaza, Mesir memilih menutup gerbangnya—dan dengan itu, menutup pula nurani dan kehormatannya sebagai bangsa besar. Kami serukan: Buka Gerbang Rafah sekarang juga!
  6. Kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Republik Indonesia yang hingga kini konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina. Namun kami juga mendorong agar sikap ini tidak berhenti pada retorika diplomatik semata. Indonesia, sebagai negara besar dan berdaulat, harus mengambil langkah konkret, strategis, dan efektif untuk mendesak penghentian genosida ini, termasuk melalui jalur multilateral, boikot terhadap entitas Zionis, dan penguatan diplomasi internasional pro-Palestina.
  7. Kami menyerukan kepada seluruh bangsa-bangsa Muslim, organisasi internasional, lembaga kemanusiaan, serta semua individu yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kemanusiaan untuk bangkit. Saat Gaza dibakar, dunia tidak bisa diam. Ketika anak-anak dibunuh secara sistematis, keheningan adalah kejahatan.

Kami tidak akan diam. Kami tidak akan berhenti. Selama Palestina masih dijajah, selama Gaza masih diblokade, selama dunia masih pura-pura tuli dan buta, kami akan terus berdiri—dengan suara, dengan aksi, dan dengan nurani.

Bebaskan Palestina! Buka Gerbang Rafah! Hentikan Genosida!

Comment