Trenggalek, Respublica— Para pelaku usaha ikan asap di kawasan Rest Area Mushola Bukit Salam, Desa Prigi, Trenggalek, kini memiliki harapan baru untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan produk mereka.
Melalui sebuah pelatihan yang diinisiasi oleh tim dari IPB University, para pengolah ikan dikenalkan pada kitosan, sebuah bahan alami yang terbukti efektif memperpanjang masa simpan ikan asap.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan utama yang selama ini dihadapi, yakni kerusakan produk akibat jamur dan kontaminasi serangga.
Permasalahan mendasar bagi para produsen adalah daya tahan ikan asap yang sangat singkat, seringkali hanya bertahan 1-2 hari pada suhu ruang sebelum mengalami pembusukan.
Proses pengasapan yang masih tradisional juga rentan terhadap kontaminasi bakteri, jamur patogen, dan serangga seperti lalat, yang tidak hanya merusak produk tetapi juga membahayakan konsumen. Kondisi ini mendesak adanya penerapan teknologi tambahan pangan yang aman dan efektif.
Menjawab tantangan tersebut, tim dari IPB University menggelar pelatihan dan demonstrasi penggunaan kitosan sebagai lapisan pelindung (edible coating). Kitosan merupakan biopolimer alami yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting, yang memiliki sifat antimikroba dan antioksidan.
Dalam pelatihan yang diikuti oleh 15 peserta ini, para pengolah ikan diajarkan cara membuat larutan kitosan dan mengaplikasikannya pada ikan asap. Antusiasme peserta terlihat tinggi, mengingat 93% dari mereka belum pernah menggunakan kitosan sebelumnya.
Hasil dari penerapan teknologi ini pun terbukti signifikan. Melalui pengamatan selama tiga hari, ikan asap yang tidak dilapisi kitosan mulai menunjukkan bercak-bercak putih yang diindikasikan sebagai jamur atau telur lalat, serta dihinggapi serangga.
Sebaliknya, ikan asap yang telah diberi lapisan kitosan tidak menunjukkan adanya bercak putih dan terlihat lebih tahan. Lapisan kitosan ini terbukti mampu menghambat pertumbuhan kapang, menyerap kelembapan, dan mencegah oksidasi, sehingga kesegaran produk dapat bertahan lebih lama.
Pelatihan ini mendapatkan respons yang sangat positif, di mana seluruh peserta setelah kegiatan menyatakan setuju akan dampak positif kitosan dan tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Para pelaku usaha berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk ikan asap khas Trenggalek. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan produk olahan ikan asap dari Prigi tidak hanya lebih awet, tetapi juga lebih higienis dan kompetitif di pasaran.
Comment