Makassar, Respublica — Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HMM) Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar seminar bertema “Membangun Karakter Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kampus” di Gedung Dekanat Fakultas Teknik UNM, Senin (18/11). Kegiatan ini menghadirkan Ketua Program Studi D4 Teknik Mesin, Aminuddin, sebagai narasumber utama.
Dalam pemaparannya, Aminuddin menilai budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perguruan tinggi, khususnya di Fakultas Teknik UNM, masih membutuhkan perhatian serius. Ia menyebut sebagian mahasiswa telah memahami konsep dasar K3, namun penerapannya dalam kegiatan praktikum dan aktivitas laboratorium masih belum konsisten.

“Tantangan terbesar bukan sekadar memahami apa itu K3, tetapi bagaimana menjadikannya budaya di kampus,” ujar Aminuddin.
Ia menegaskan bahwa pembangunan budaya keselamatan harus dimulai dari individu. Mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan disebutnya memiliki peran yang sama dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman. Aminuddin mengajak mahasiswa untuk menanamkan satu pikiran positif tentang keselamatan, karena satu pikiran dapat melahirkan tindakan dan memengaruhi banyak perilaku lainnya.
Aminuddin juga menyoroti kecenderungan meremehkan bahaya di kalangan mahasiswa teknik. Sikap menganggap luka ringan sebagai hal kecil, menurutnya, dapat menjadi awal dari “efek domino” kecelakaan yang lebih besar.
“Pelanggaran kecil yang dibiarkan berulang bisa memicu kecelakaan besar. Ini berlaku di kampus maupun di industri,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa kerangka hukum terkait K3 di Indonesia sebenarnya sudah kuat, mulai dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 hingga aturan teknis penggunaan alat pelindung diri (APD). Tantangan utama yang ia soroti adalah konsistensi penerapan dan pembiasaan K3 dalam aktivitas sehari-hari.
Lebih jauh, Aminuddin mendorong seluruh jurusan di Fakultas Teknik termasuk Mesin, Sipil, Elektro, JTIK, hingga PKK untuk bersinergi membangun ekosistem keselamatan. Menurutnya, budaya K3 tidak bisa tumbuh hanya dari satu jurusan, tetapi melalui kolaborasi lintas bidang.
“Mahasiswa teknik adalah calon tenaga profesional di industri. Budaya K3 yang dibangun sejak di kampus akan menjadi modal penting ketika memasuki dunia kerja,” jelasnya.
Di akhir penyampaian, Aminuddin mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan dengan menerapkan langkah-langkah sederhana seperti disiplin menggunakan APD, saling mengingatkan, serta menghindari perilaku berisiko.
Comment