Pembangunan Waduk dan Pengerukan, Solusi Atasi Banjir di Makassar

Momen Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham meninjau kondisi banjir di Kecamatan Manggala, belum lama ini.

Makassar, Respublica— nggota DPRD Kota Makassar dari Daerah Pemilihan (Dapil) 4, Hartono, mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk segera menuntaskan persoalan banjir yang selama ini terus menghantui warga Kecamatan Manggala.

Ia menilai, hingga saat ini belum ada solusi konkret dari pemerintah kota terhadap masalah krusial tersebut. Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Makassar, Selasa (6/5/2025).

Rapat tersebut membahas hasil pelaksanaan reses serta Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Makassar Tahun 2024. Di kesempatan tersebut, Hartono menekankan pentingnya penyelesaian banjir secara menyeluruh dari hulu ke hilir.

Ia menilai bahwa pengerukan di sisi timur Kelurahan Tamangapa perlu segera dilakukan sebagai langkah untuk menahan limpasan air dari wilayah Kabupaten Gowa, yang selama ini menyebabkan lahan pertanian di Manggala terendam setiap tahun.

Ia mendorong Pemkot Makassar untuk lebih aktif berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan Kementerian PUPR, khususnya Balai Besar Wilayah Sungai, untuk menangani persoalan ini.

“Sehingga limpasan air dari Kabupaten Gowa tidak serta merta tumpah di Kecamatan Manggala. Itu juga sangat menolong juga lahan pertanian beratus hektar lebih di sana itu selalu tergenang oleh limpasan air dari Kabupaten Gowa,” ujarnya.

Selain itu, ia mengusulkan pembangunan kanal dari titik-titik rawan banjir di Kelurahan Manggala menuju Sungai Tello, melintasi kawasan Bukit Baruga.

Menurutnya, aktivitas pembangunan perumahan yang masif telah menutup banyak saluran air alami ke Sungai Tello, sehingga perlu solusi rekayasa teknis yang tepat.

“Saya kira perlu juga dilakukan kanalisasi air dari titik banjir di Kelurahan Manggala ke Sungai Tello membelah Bukit Baruga. Karena aktivitas pembangunan yang sangat masif itu semakin menutup saluran air yang mengarah ke Sungai Tello,” ujarnya.

Yang kemudian terkait dengan persoalan banjir di Makassar, baik itu banjir kota maupun banjir pinggiran. Banjir kota biasanya menjadi genangan seperti itu, tapi khusus untuk di kecamatan, empat kecamatan itu agak parah.

Sementara Ketua DPRD Kota Makassar, Supratman juga sepakat mengenai penyelesaian masalah tak hanya Kecamatan Manggala, namun juga di Biringkanaya dan Tamalanrea.

“Tiga kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea dan Manggala, memang ada usulan dari beberapa Dapil, termasuk Dapil 3 dan Dapil 4, supaya bagaimana penanganan banjir di tiga kecamatan itu,” ujarnya.

Supratman menegaskan bahwa solusi kongkret dalam penanganan banjir adalah pembuatan waduk khususnya di blok 10 Perumnas Antang, Manggala, dan di Katimbang, Biringkanaya.

“Tapi kalau di blok 10 sana sudah bisa dilaksanakan. Nanti kita akan lakukan konsultasi dengan pemerintah kota untuk melakukan pengusulan ke kementerian terkait dengan pembuatan waduk,” ujarnya.

Menurutnya, jika waduk sudah dibangun di daerah Manggala, maka bisa dipastikam banjir sudah dapat diatasi, meskipun hujan berkepanjangan.

“Karena biar 100 hari hujan di Manggala itu tidak akan banjir, kalau tidak ada serangan air dari Gowa. Nah, inilah air dari Gowa yang harus kita tampung, bagaimana caranya harus ada waduk,” ujarnya.

“Kalau waduk sekarang itu tidak mampu menampung, karena elevasinya jauh lebih tinggi dari blok 10. Harus ada waduk di bawah elevasi yang ada dari blok 10, seperti itu,” tutup politisi NasDem itu.

Comment