Immanuel Ebenezer: Dari Relawan Jokowi, Merapat ke Prabowo dan Jadi Wamen, Kini Terjerat OTT KPK

Foto: @immanuelebenezer

Makassar, Respublica— Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar operasi tangkap tangan. Kali ini, menjerat Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Noel. Penangkapan tersebut diduga terkait praktik pemerasan.

Namun, sebelum peristiwa itu, Noel kerap mengundang perhatian publik melalui aksi sidak yang kerap menjadi sorotan media dan jagat maya. Salah satu yang pernah vial inspeksi mendadak ke dua perusahaan di Kota Malang: PT Green Energi Utama dan PT Center Point Putra Sejahtera. Sidak ini dipicu laporan tentang praktik penahanan ijazah mantan pekerja.

ads

Selain itu, nama Noel bukanlah sosok asing di panggung politik Indonesia. Keberanian berbicaranya membuat Noel cepat dikenal publik. Pada Pemilu 2019, ia menjadi motor penggerak dukungan terhadap pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin melalui organisasi relawan Jokowi Mania (JoMan).

Figur vokal dan sering tampil di depan media, Noel tampil sebagai wajah relawan yang nyaring menyuarakan dukungan untuk Jokowi. Kariernya menanjak ketika menjadi Komisaris Utama PT Mega Eltra, anak usaha Pupuk Indonesia, pada Juni 2021.

Namun, posisinya hanya bertahan sembilan bulan. Pada Maret 2022, ia dicopot setelah menjadi saksi yang meringankan mantan Sekjen FPI, Munarman, dalam kasus terorisme di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Meski sempat tersisih, Noel tak berhenti berpolitik. Ia mendirikan Ganjar Mania sebagai barisan relawan untuk Ganjar Pranowo. Namun, langkah itu tak bertahan lama. Ia kemudian membubarkan kelompok tersebut dan beralih mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, lewat organisasi relawan Prabowo Mania 08.

Kesetiaan politiknya kepada Prabowo berbuah posisi strategis. Pada Oktober 2024, Presiden Prabowo melantiknya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan, mendampingi Menteri Yassierli, dalam Kabinet Merah Putih 2024–2029.

Namun perjalanan Noel kembali memasuki babak baru. Pada Rabu malam, 20 Agustus 2025, KPK menangkapnya dalam operasi tangkap tangan yang diduga terkait pemerasan. Penangkapan ini sekaligus menambah daftar panjang drama politik yang membayangi karier sang aktivis sekaligus pejabat negara tersebut.

Comment