Yayasan SIP dan Bapperida Lutim Paparkan Hasil Awal Riset Pariwisata Adat Wotu

Makassar, Respublica— Yayasan Salam Insan Paripurna (SIP) bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Luwu Timur menggelar seminar pemaparan awal hasil riset Pengembangan Pariwisata Berbasis Adat di Kecamatan Wotu. Kegiatan berlangsung di Hotel JL Star, Makassar, Kamis (27/11/2025).

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Pengurus Yayasan Salam Insan Paripurna Syamsuriadi, S.E., Kabid Riset dan Inovasi Bapperida Lutim Andi Tenri, Ketua Tim Tenaga Ahli Dr. Sabara Nuruddin, S.Fil., M.Fil., serta para anggota tenaga ahli yakni Erwin Lessy, S.E., M.M., dan Bahrul Amsal, S.Sos., M.Si.

ads

Penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan keluaran yang bersifat akademik dan aplikatif bagi pembangunan daerah. Output utama dari riset ini adalah sebuah buku yang merangkum temuan ilmiah, peta potensi adat Wotu, serta rekomendasi konkrit untuk pengembangan pariwisata berbasis adat.

Syamsuriadi menegaskan bahwa riset ini tidak sekadar berorientasi pada karya tulis ilmiah. Riset ini akan diarahkan untuk melahirkan rekomendasi yang dapat diimplementasikan di sektor pariwisata maupun dunia akademik.

Ia menambahkan, seminar ini merupakan tindak lanjut dari riset yang telah dimulai sejak Oktober dengan menggelar kegiatan FGD. “Alhamdulillah riset dan tahap ilmiah sudah dilalui dan akan dipaparkan oleh Dr. Sabara Nuruddin,” tambahnya.

Setelah kegiatan ini, kata Syamsuriadi tim riset akan bertolak ke Luwu Timur pada pekan pertama Desember. Tujuannya untuk menggelar seminar penutup sekaligus launching buku yang menjadi output utama dari riset ini.

Suasana pemaparan awal hasil riset Pengembangan Pariwisata Berbasis Adat di Kecamatan Wotu

Dari pihak Bapperida Lutim, Kabid Riset dan Inovasi Andi Tenri menilai riset ini sejalan dengan arah pembangunan daerah yang menempatkan Wotu sebagai kawasan strategis berbasis pariwisata.

“Sekarang ini adat sudah tergerus modernisasi. Bahasa Wotu sudah mulai punah. Jadi kegiatan ini sejalan dengan RPJMD Lutim menempatkan Wotu sebagai basis strategis berbasis pariwisata. Harapan dengan adanya buku ini adat Wotu bertahan di tengah arus modernisasi,” ungkapnya.

Sementara Ketua Tim Tenaga Ahli Dr. Sabara Nuruddin menekankan bahwa latar belakang riset ini berangkat dari keinginan mempertahankan kebudayaan melalui pengembangan pariwisata.

Ia menambahkan, adat merupakan modal sosial penting untuk membangun integrasi dan kohesi sosial. Wotu memiliki posisi strategis sebagai salah satu pusat identitas kebudayaan di Luwu Timur, sehingga pengembangan pariwisata berbasis adat menjadi langkah yang relevan.

Ia menegaskan bahwa tujuan riset ini tidak hanya sebatas menghasilkan karya ilmiah, melainkan juga rekomendasi kebijakan dan program konkret.

“Selama ini pariwisata pendekatannya murni investasi. Kalau pariwisata berbasis komunitas, kultural kapital menjadi modal. Basisnya pengembangan komunitas,” terangnya.

“Jadi di sini bisa dikembangkan pariwisata berbasis adat. Kita tampilkan pertunjukan kebudayaan jadi jalan pelestarian budaya dan membawa impact ekonomi bagi komunitas,” tutupnya.

Comment