Makassar, Respublica— Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Refleksi Akhir Tahun 2025 bertajuk “Potret Pendidikan Sulawesi Selatan Tahun 2025”, Rabu (31/12/2025), di Warkop Dg. Sija Mapala Satu Sembilan.
Kegiatan ini menjadi ruang evaluasi strategis atas kondisi pendidikan Sulsel, sekaligus merespons temuan terbaru terkait rendahnya hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa skor TKA Sulawesi Selatan pada jenjang SMA dan SMK berada di bawah rata-rata nasional.
Hasil TKA yang diumumkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada 23 Desember 2025 menunjukkan capaian akademik siswa secara nasional masih tergolong rendah, namun kondisi Sulsel dinilai lebih memprihatinkan.
TKA dilaksanakan pada 1–9 November 2025 dan diikuti oleh siswa kelas XII SMA dan SMK di seluruh provinsi di Indonesia. Tes ini mengukur kemampuan akademik siswa pada tiga mata pelajaran utama—Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris—serta 19 mata pelajaran pilihan lainnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan, dari 22 mata pelajaran yang diujikan pada jenjang SMA, seluruh skor SMA Sulawesi Selatan berada di bawah rata-rata nasional.
Sebagai contoh, skor TKA SMA Bahasa Indonesia secara nasional tercatat sebesar 57,03, sementara Sulsel hanya mencapai 53,07. Skor tertinggi diraih DI Yogyakarta dengan 67,54.
Pada mata pelajaran Matematika, rerata nasional mencapai 37,03, sedangkan Sulsel berada pada angka 35,89, jauh di bawah skor tertinggi DI Yogyakarta sebesar 44,09.
Kondisi paling mengkhawatirkan terlihat pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dengan skor nasional sebesar 26,33, sementara Sulsel hanya 24,20. Skor tertinggi Bahasa Inggris justru dicapai Sekolah Indonesia di luar negeri dengan angka 40,22.
Situasi serupa juga terjadi pada jenjang SMK. Dari 22 mata pelajaran yang diujikan, 21 mata pelajaran menunjukkan skor SMK Sulsel lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional.
Skor TKA SMK Bahasa Indonesia secara nasional tercatat 53,68, sedangkan Sulsel hanya 48,58. Untuk Matematika, skor nasional sebesar 34,48, sementara Sulsel berada di angka 33,88. Adapun skor Bahasa Inggris nasional mencapai 22,69, sedangkan SMK Sulsel hanya 21,90.
Menanggapi temuan tersebut, Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Prof. Arismunandar, menegaskan perlunya langkah pembenahan serius oleh pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
“Penguatan pembelajaran pada tiga mata pelajaran inti—Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris—harus menjadi prioritas. Ini bukan sekadar persoalan angka, tetapi menyangkut daya saing generasi muda Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan terobosan pembelajaran Bahasa Inggris melalui model bilingual, sebagaimana pernah diterapkan pada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dengan penyesuaian konteks dan evaluasi yang lebih matang.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Sulsel, Prof. Hasnawi Haris, juga menyampaikan pentingnya perbaikan ekosistem pembelajaran secara menyeluruh.
Mulai dari peningkatan kualitas guru, metode pembelajaran yang adaptif, hingga penguatan budaya literasi dan numerasi di sekolah. Ia menilai hasil TKA harus dijadikan cerminan bersama, bukan semata-mata alat penilaian siswa.
Refleksi Akhir Tahun ini menegaskan komitmen Dewan Pendidikan Sulsel untuk terus menjadi mitra kritis dan konstruktif pemerintah daerah dalam mengawal arah kebijakan pendidikan.
Dewan Pendidikan berharap hasil refleksi dan rekomendasi yang dirumuskan dapat menjadi dasar perbaikan kebijakan pendidikan Sulawesi Selatan agar lebih bermutu, berkeadilan, dan relevan dengan tantangan masa depan.
Comment